“Dialah yang menjadikan matahari memancarkan cahaya cemerlang dan bulan memantulkan sinar dan dia tetapkan baginya beberapa tingkat peredaran, supaya kamu dapat mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Allah tidak menjadikan tertib yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia bentangkan tanda-tanda itu bagi orang-orang yang berpengetahuan”. (Al Qur'an Surah Yunus : 6)
Sudah menjadi pembawaan fitrat insani, manusia dengan segala keinginantahuannya mencari dan menggali setiap rahasia yang terkandung di alam ini. Hal inilah yang menjadi modal dasar / intelektual yang dimilikinya. Kemudian sejalan dengan hal tersebut, allah ta’ala memberikan petunjuk seperti pada petikan ayat di atas yang menjadi kunci untuk membuka rahasia itu.
Matahari dan bulan sebagai obyek ciptaan Allah ta’ala telah menjadi 2 unsur yang sangat berharga dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya mengenai penghitungan waktu.
Kedudukan benda-benda langit yang selalu berubah-ubah dengan pola yang teratur menjadi acuan penentuan waktu, musim, bulan dan tahun. Sehigga dibuatlah sistem penanggalan / perhitungan waktu secara periodik.
Apakah kelender Masehi itu ?
System kalender Masehi adalah salah satu sistem penanggalan yang dibuat berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari (syamsiah solar system) yang penaggalannya dimulai semenjak kelahiran Nabi Isa Almasih as. (sehingga disebut Masehi ;Masihi).
Nama lain dari kalender ini adalah kalender Milladiah (kelahiran).
Seperti yang telah kita maklumi, nama-nama bulan Masehiah dimulai dari Januari sampai Desember. Dan perlu diketahui bahwa sebagian nama-nama bulan ini telah ada sebelum dimulainya penanggalan Masehiah, sebagian lagi adalah nama yang baru. Adapun asal –usul ke-12 bulan Masehi ini adalah sebagai berikut :
Januari, dahulu namanya adalah Januarius; berasal dari kata Janus (malaikat bermuka 2 penjaga gerbang Roma);
Februari, dahulu namanya adalah Februarius; berasal dari kata Februa (hari pembersihan);
Maret, dahulu namanya adalah Martius; berasal dari kata Mars (dewa perang);
April, dahulu namanya adalah Aprilis; berasal dari kata Apru (dewa asmara bangsa Etruscan);
Mei, dahulu namanya adalah Maiusl berasal dari kata Maia (saudara tertua Atlas; kebudayaan Yunani)
Juni, dahulu namanya adalah Junius; berasal dari kata Juno, istri Jupiter;
Juli, dahulu namanya adalah Quintilis; kemudian diganti menjadi Julius setelah raja Julius Caesar (100-44 BCE) BCE = Before Common Era (sebelum Masehi);
Agustus, dahulu namanya adalah Sextilis (bulan ke-6), kemudian diganti menjadi Augustus setelah raja Augustus (63 BCE 14 Masehi);
September, dahulupun tetap namanya September (bulan ke-7);
Oktober, berasal dari kata yang sama, Oktober (bulan ke-8);
Nopember, berasal dari kata yang sama, Nopember (bulan ke-9);
Desember, berasal dari kata yang sama, Desember (bulan ke-10);
Sistem kelander masehi sangat berhubungan dengan sejarah romawi, terutama dalam hal penamaan bulan-bulannya. Menurut sumber yang didapat dalam legenda kerajaan romawi, kerjaan ini didirikan oleh raja Romulus pada tanggal 21 April 753 BCE. Kalender romawi pada saat itu adalah kalender 10 bulan yang dimulai pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Desember, ditambah 2 bulan tanpa nama (musim dingin). Raja berikutnya, Numa Pompilius memindahkan Januari dan Februari.
Apakah kalender Hijriyah itu ?
Berbeda dengan kalender Masehi, sistem kalender Hijriyah adalah salah satu sistem penanggalan yang disusun berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (qomariyah / lunar system). Adapun mengenai sebutan Hijriyah, karena kalender ini dimulai semenjak hijrah (pindah)nya Rasulullah Shallahu 'alayhi wa sallam dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah).
Tokoh yang berjasa dalam penetapan kalender Hijriyah ini adalah khalifah UMar bin Khattab ra. Beliau bersama para sahabat menyusun suatu sistem penganggalan yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi umat islam sehingga segala sesuatunya menjadi seragam.
Menurut cerita dari Maimun bin mahran radhiyallahu 'anhu, pada suatu hari khalifah Umar bin khattab radhiyallahu 'anhu mendapat sebuah surat penting dari sahabat yang di dalamnya hanya tercantum bulan sya’ban. Sehingga beliau menanyakan : “bulan Sya’ban yang mana yang dimaksud ?” saat itu tak ada satupun yang bisa menjelaskan. Atas dasar hal itulah khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu mengumpulkan sejumlah tokoh untuk merumuskannya.
Sebenarnya, jauh sebelulm masyarakat islam Arab mempunyai kalender Hijriyah, disana telah dikenal penanggalan menurut peredaran bulan. Mereka telah sejak lama memakai nama Muharram, Rabiul Awal dan lain-lain yang diambil dari nama peristiwa, musim atau kejadian lainnya. Namun masyarakat Arab waktu itu belum menggunakan penghitungan tahun.
Kembali kepenanggalan Hijriyah. Tentang hari dan bulan hijrahnya Rasulullah saw. Konon tidak ada perselisihan pendapat, yaitu tanggal 2 Rabiul Awal (16 Juli 622M) yang jatuh pada hari Jum’at. Keterangan ini berdasarkan perhitungan ahli rukyat. Sedangkan menurut perhitungan ahli hisab, tanggal 1 Muharram (15 Juli 622 M) yang jatuh pada hari kamis. Perbedaan tersebut terjadi dalam hal pemantauan hilal / bulan pertama.
Khalifah Umar Bin Khattab radhiyallahu 'anhu menetapkan tahun Hijriyah pada tanggal 8 Rabiul Awal tahun ke-17 Hijriyah (638). Adapun penetapan bulan Muharram sebagai awal tahun Hijriyah, karena pada bulan itulah Rasulullah saw bertekad untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah). Sebelumnya, yaitu pada musim haji wada (621-622 M), beberapa tokoh pemeluk islam dari Yatsrib (Madinah) menyatakan bai’at. Mereka bersumpah setia pada Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallm apabila beliau bersedia hijrah ke Yatsrib (Madinah). Sejumlah tokoh atau sahabat khalifah Umar Bin Khattab radhiyallahu 'anhu yang mengusulkan agar bulan Muharam dijadikan bulan pertama tahun islam beralasan bahwa setelah Ramadhan adalah bulan Syawal, Dzulqaidah, dan Djulhijjah yang lazim disebut Asyhurul Hajj (bulan-bulan Haji), yang kesibukannya telah dimulai sejak bulan syawal hingga pertengahan bulan dzulhijjah setelah berbagai lembaran hidup baru pada bulan berikutnya, bulan Muharam.
Berikut adalah sejarah (asal-usul) pemberian nama-namabulan Hijriyah :
1. Muharam artinya yang diharamkan yaitu bulan yang padanya diharmkan berperang ( menumpahkan darah ) yang terus berlaku sampai awal datang nya Islam
2. Safar, artinya kosong / kuning karena pada bulan itu orang-orang masa lampau biasa meninggalkan rumah mereka untuk berperang, berdagang ,berburu, dan sebagainya,sehingga rumah-rumah mereka kosong.
3. Rabiul awal, artinya menetap yang pertama, karena para lelaki arab masa lampau pada bulan itu yang tadinya meninggalkan rumah mereka kembali pulang dan menetap.
4. Rabiul akhir, artinya menetap yang terakhir, yaitu menetap dirumah terakhir kalinya.
5. Jumadil awal, artinya kering/beku/padat yang pertama, pada waktu itu air menjadi beku / padat.
6. Jumadil akhir, artinya kering/beku/padat yang terakhir,karena mereka mengami kekeringan yang terakhir kalinya.
7. Rajab, artinya mulia, karena bangsa Arab tempo dulu memuliakannya terutama tanggal 10 (untuk berkurban anak unta), tanggal 1 (untuk membuka pintu ka’bah terus-menerus).
8. Syaban, artinya berpencar, karena orang-orang Arab dahulu berpencar kemana saja mencari air dan penghidupan.
9. Ramadhan , artinya panas terik/ terbakar, karena pada bulan ini jazirah Arab sangat panas sehingga terik matahari dapat membakar kulit artinya pembakaran bagi dosa-dosa sebagaimana disabdakan Rasulullah Shallahu 'alayhi wa salllam.
10. Syawal, artinya naik, karena pada bulan itu bila orang Arab hendak menaiki unta dengan memukul lekornya maka ekornya itu naik, syawal dapat pula berarti bulan peningkatan, amal bagi amal tambahan.
11. Dzulqaidah ,artinya si empunya duduk, karena kaum lelaki Arab dulu, pada bulan ini hanya duduk saja di rumah tidak bepergian kemanapun.
12. Dzulhijjah, artinya si empunya haji, karena pada bulan ini sejak zaman Nabi Ibrahim as. Orang-orang biasa melakukan ibadah Haji atau ziarah ke Baitullah, Makkah.
Menurut system lunar, hari-hari keagamaan atau hari-hari islam biasa dihitung sejak terbenamnya matahari (waktu maghrib) sebelum hari itu. Jadi, mendahului hari-hari Masehi yang baru berganti mulai pukul 00.00 tengah malam.
Kesimpulan:
Sebagaimana disebutkan dalam surah Yunus : 6 bahwa salah satu tujuan diciptakannya bulan dan matahari adalah agar manusia mengerahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.
Kalender Masehi (Syamsiyah) kalender Hijriyah (Qomariyah) adalah dua contoh sostem penanggalan berdasar 2 cara perederan (siklus) bulan dan matahari. Kedua macam kalender ini digunakan di Indonesia oleh kaum Muslim. Kalender HIjriyah untuk keperluan Negara dan transaksi pergaulan antar penanggalan Masehi lainnya.
Masing-masing kalender sama-sama terdiri dari 12 bulan, dimana kakender Masehi / Syamsiyah menggunakan siklus tropis Matahari sebagai satuan ukuran satu tahun. Sedangkan kalender Hijriyah / Qomariyah menggunakan siklus Visibilitas hilal, sebagai penentu ukuran satu bulan.
Wallahu ta'ala a'lam bisshawab......
Referensi:
Al-qur’an dengan Terjemahan Tafsir Singkat. Yayasan Wisma Damai, Jakarta : 1979
Maedji Raharto. System Penanggalan Syamsiah / Masehi. Penerbit ITB, Bandung : 2001
Sismono, Hari-hari Besar Keagamaan : Nilai-nilai Historis, Filosofis dan Sosio-kultural. Yayasan Tunas Utama, Bandung : 2002.
Atau:
http://ridhwanibnuluqman.wordpress.com/2010/02/03/menelusuri-asal-mula-sistem-penanggalan-masehi-dan-hijriyah/
Islam pernah mencatat pencapaian sains dan teknologi yang sangat mencengangkan. Masa keemasan itu ditandai oleh berkembangnya tradisi intelektual dan kuatnya spirit pencarian-pengembangan sains. Tapi, saat ini dunia Islam tertinggal jauh dari Barat. Data yang menyebutkan bahwa hanya sekitar 55 persen dari total umat Islam yang melek aksara sangatlah memalukan. Sungguh ironi bagi dunia Islam yang pernah menjadi raksasa sains sampai abad pertengahan.
Menelusuri asal mula sistem penanggalan masehi dan hijriyah
Label: Jam Hijriyah
jam fitrah. ka'bah universal time,
jam hijriyah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar