JA

Bab 'Dua KONSEPSI KA’BAH UNIVERSAL TIME (KUT)

PARADIGMA KETERKECOHAN
Umat Islam sebenarnya telah memiliki system tata¬ waktu sendiri, yakni sistem almanak qamariyah¬ syamsiyah (lunar & solar system),yang ternyata tiadak terlalu banyak dipahami oleh Ummat Islam sendiri. Bagi Ummat Islam, sistem almanak qarnariyah-syamsiyah dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Tata waktu "jam-jaman" dan "harian" didasarkan pada perputaran bumi pada sumbunya atau rotasi bumi, yang memerlukan waktu selama ±24 jam per hari (almanac harian syamsiyah atau daily solar time). Sistern almanak harian syamsiyah ini sekaligus dikaitkan dengan perputaran bumi mengelilingi matahari, yang memerlukan waktu 365 hari atau tepatnya 365,242217 hari atau 365 hari 05 jam 8 menit 46 detik (almanak almanakr tahunan syamsiyah atau manual solar time yang digunakan dalam system almanak Masehi atau Gregrorian Calendar).
• Tata-waktu "bulanan" dan "tahunan" didasarkan pada peredaran bulan mengelilingi bumi (almanak bulanan syamsiyah). Satu bulan. (month) menurut sistem almanak syamsiyah adalah waktu yang diperlukan oleh bulan untuk mengitari bumi, yang tampak dari bumi sebagai satu lingkaran penuh; yang lamanya 29,530579 hari (29 hari 12 jam 44 menit 03 detik). Adapun satu tahun menurut sistem almanak qamariyah mencakup 354 hari, yang terbagi dalam 12 bulan, dengan jumlah hari berselang-seling 30 dan 29 harti per bulan.
Dalam sistem almanak qamariyah-syamsiyah ini, "awal hari" dimulai pada saat "petang." Dasar ilmiahnya adalah "awal bulan" menurut sistem qamariyah (yang merupakan "awal hari pertama" dalam bulan qamariyah yang bersangkutan) ditetapkan berdasarkan hisab ataupun ru'yat terhadap hilal (munculnya "bulan sabit" atau "bulan baru" yang dalam bahasa Inggris disebut visible crescent). Ru'yat tersebut secara ideal hanya dapat dilakukan pada wilayah tropis di saat "petang" ketika bulan dan matahari nampak dari bumi di ufuk barat dalam posisi berkonjungsi (ijtima').
Bagi Ummat Islam, sistem almanak inilah yang digunakan sebagai dasar bagi perhitungan Tahun Hijriyah, yang ditetapkan mulai berlakunya oleh Kholifah Umar bin Khoththob ra. pada tahun 637 M.
Bahasan lebih terinci mengenai hal tersebut di muka akan disajikan secara khusus pada Bab Tiga.
Pertanyaan mengenai "Bukankah kita mendahului Rasul¬-Nya?" sebagaimana yang muncul pada bagian terakhir Bab Satu sebenarnya timbul bukan karena Ummat Islam di seluruh dunia menggunakan pula sistem tata-waktu syamsiyah "murni," yang digunakan sebagai dasar bagi sistem almanak Gregorian atau almanak Masehi sejak 4 Oktober 1582. Mengapa? Sebab, Islam pun mengakui keabsahan & keterterapan (validity & applicability) sistem almanak syamsiyah tersebut, yang membagi waktu satu tahun syamsiyah menjadi 365 hari. Anda ingin buktinya? Silakan ikuti uraian berikut ini.
Kata "yaum" (yang berarti "hari") dalam bentuk tunggal dapat Anda jumpai tepat sebanyak 365 hari di dalam ayat¬-ayat Al-Qur'an, yang mengandung makna bahwa "satu tahun" syamsiyah yang terdiri atas "365 hari" adalah haq (benar), dan Allah sensdiri yang membenarkannya, bukan hasil rekayasa atau perhitungan matematika-astronomis belaka, bukan pula sekedar hasil perhitungan oleh Julius caesar (pemrakarsa Kalender Julian), dan bukan pula oleh paus Gregorius (pemrakarsa Kalender Gregorian)!
Selanjutnya, kata "sa'ah" (yang berarti "waktu" atau jam) dalam semua bentuk dan gramatikanya, seluruhnya dapat Anda temui pada 48 tempat. Namun, khusus bagi kata "sa'ah" yang didahului dengan bukan didahului hurup "isim" ataupun oleh "fill" (kata kerja), hanya terdapat pada 24 tempat dalam 20 ayat. Inilah ayat-ayatnya: Al-A’raf[7]:187, At-Taubah [91]:117, Yunus [10]:45, Al-Hijr [15]:85, Al-Kahfi [18]:21, Maryam [19]:75, Thaha [20]:15, Al-Anbiya' [21].49, Al-Mu'rninun [23]:7, Al-Furgan [25]:11 (ada dua kata), Al-A.hza.b [33]:23 & 63, Al-Mu `min [40]:40, Asy-Syura [42]:17 & 18. Al-Zukhruf [43]:43, Ad-Dukhan [44]:32, AI-Jasiyah. 45:32, Al-Ahqaf [46]:35, Muhammad [47]:18, Al-Qamar [54]:46 (ada dua kata), dan An-Nazi’at [79]:42.
Uraian tersebut di atas mengandung makna, bahwa "satu hari" yang terbagi dalam "24 jam" adalah haq, dan Allah¬ lah yang menetapkannya, bukan kesepakatan para ahli matematika ataupun ahli astronomi seperti yang diakui selama ini!
Adapun pernyataan "12 bulan" dalam "satu tahun" (baik tahun syamsiyah maupun khususnya tahun qamariyah) dapat ada jumpai secara eksplisit dalam sebuah ayat Al- Qur’an At-Taubah [9]:36. Atau, jika Anda ikhlas bersusah payah membolak-balik lembar-lembar kitab Al-Qur’an hitunglah kata "syahr" (yang berarti "bulan" dalam pengertian"month," bukan "moon"). Kalau Anda teliti pasti Anda akan menjumpai kata "syahr" tersebut sebanyak 12 kali! Dari kenyataan-kenyataan ini, Allah
Dengan haq prerogatif-Nya yang mutlak menetapkan bahwa satu tahun terbagi dalam 12 bulan! Sekali lagi, ini adalah kebenaran dadi Allah, bukan hasil kreasi atau pun rekayasa manusia
Bagaimana halnya dengan "satu minggu" (week) yang 'terdiriatas tujuh hari?" Apakah ini juga hasil karya-cipta munusia? Jawabannya bukan!, melainkan juga ketetapan Allah yang maha memiliki, yang dapat pula Anda temui di dalam Al-Qur'an. Kata "sab'u" yang berkaitan dengan kata "samawat," baik sebelumnya maupun sesudahnya, disebutkan sebanyak tujuh kali dalam tujuh ayat, yakni dalam surat: Al-Baqarah [2]:29, Al-Isra' [17]:44, Al-Mu'minun [23]:84, Fush-shilat [41]:12, At-Thalaq [65]:12, Al-Mulk [67]:3, dan Nuh (71]:15.
Fakta ini, selain mengandung rnakna bahwa langit - menurut ketetapan Allah di dalam Al-Qur'an - terdiri atas "tujuh lapis," juga mengandung arti bahwa bilangan tujuh merupakan satu kesatuan "tujuh hari dalam seminggu."
Itulah sebagian kecil rahasia yang terkandung di dalarn ayat-ayat Al-Qur'an mengenai perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan falaqiyah. (astronomi), khususnya mengenai "waktu." Sekali lagi perlu penulis tegaskan, bahwa semua hal tersebut bukanlah hasil karya-cipta, hasil rekayasa, hasil perhitungan matematis-astronomis, ataupun hasil kesepakatan manusia. Semuanya adalah ketetapan Rabbul’aalamin.
Perlu pula penulis tegaskan di sini mengenai perbedaan pengertian "hari" menurut sistem almanak qamariyah (almanak Hijriyah) dengan "hari" menurut sistem almanak syamsiyah "murni" (sistem GMT dan almanak Gregorian atau Masehi). "Awal hari" (atau pukul 00:00:00) dalam sistem GMT atau sistem almanak Masehi jatuh tepat pada "tengah malam." Penetapan "awal hari" yang tepat pada "tengah malam" atau pukul 00:00:00 waktu setempat tidak dianut oleh sistem almanak qamariyah atau Sistem Almanak Islam (Hijriyah). Mengapa? Sebab, selain tidak terdapat dasar hukum menurut nash Al-Qur'an maupun As-Sunnah, penetapan "awal hari" tepat pada "tengah malam" itu pun sulit ditemukan dasar ilmiahnya - melainkan hanya sekedar "kesepakatan manusia" belaka. Lalu, bagaimana dengan "awal hari" bagi Sistem Almanak Islam? Silakan cermati Bab tiga.
Marilah kita kembali lagi ke pokok bahasan Sub-Bab ini, yakni "paradigma keterkecohan" yang menjadi pangkal permasalahan dan kerancuan jadual ibadah Ummat Islam yang bertempat-kedudukan di sebelah timur Masjidil-Haram di sebelah barat "Garis Tanggal Internasional" (di antara BT - 180° meridian Greenwich) termasuk Indonesia wilayah tercinta (antara 95° BT - 141° BT meridian grenwich)
Dimanakah letak pangkal permasalahnnya sehingga Ummat Islam yang berkedudukan di antara Masjidil-Haram 'Garis Tanggal Internasional" tersebut selalu melaksanakan ibadah rnandhahnya "mendahului" ibadah serupa yang dilaksanakan di Masjidil- Haram? Atau, seandainya Rasulullah saw. masih ada bersama-sama ummatnya, bukankah pelaksanaan ibadah Ummat Islam
berkedudukan di antara Masjidil-Haram dan "Garis tanggal Internasional" tersebut selalu "mendahului" ibadah yang dilaksanakan oleh Rasulullah saw. di Tanah Arab Masjid Nabawi -.Madinah ataupun di Masjidil-Haram -Mekkah)? Jawabannya mudah! Sebab, Ummat Islam di seluruh dunia baik disadari maupun tidak, baik diakui ataupun tidak dalam melaksanakan ibadah-ibadah mahdhah –nya telah "terjerat", "terkecoh" dan "tertipu" oleh tata-waktu GMT, sejak 4 Oktober 1582 atau sejak tahun 1885, atau sekurang-kurangnya sebelum lahirnya "Protocol of Zion" (yang penulis lebih suka menyebutnya sebagai "Twenty Four Satanic of Jews")
Dalam syistemm GMT tersebut, "hari" di seluruh permukaan bumi Allah "dianggap dan disepakati" berpangkal dari garis tanggal Internasional" atau meridian 180° Greenwich. Padahal penetapan sistem GMT ini sama sekali tidak ada d'asar ilmiah, bahkan dasar ilmiah yang paling lemahpun tidak ada! Adanya meridian 180° Grenwich inipun telah membelah bola bumi menjadi dua bagian yaitu dari meridian 0° Greenwich ke arah barat Hingga 180° Greenwich yang disebut Bujur Barat (BB) dan dari meridian 0° Greenwich ke arah timur hingga 180° grenwich yang sebut Bujur Timurv(BT). Pembelahan bola bumi menjadi “belahan barat" dan "belahan timur" ini tidak ada dasar ilmiah sama sekali, melainkan hanya sekedar kesepakatan manusia yang tidak jelas landasan ilmiah ataupun landasan filsafatnya. Lalu mengapa kesepakatan yang tidak memiliki dasar ilmiah ataup'un dasar filsafat ini harus ada dan harus disepakati Alasan utamanya adalah: nenek moyang Than Charles F. Dowd, sebelum diangkut dengan kapal "My Flower¬ untuk dibuang ke daratan Amerika, teryata berasal dari. Kota Greenwich, sebuah kota kecil di dekat London, Inggris. Kebetulan sekali, di kota tersebut terdapat sebuah observatorium yang tergolong paling tua di dunia. Maka. kota Greenwich inilah yang ditetapkan sebagai titik meridian 0°. Jadi, dasar "ilmiah"-nya teryata adalah "tanah leluhur" dan "faktor kebetulan" Jadi, tanpa disadari, nepotisme dan paternalisrne juga telah lama terjadi di bidang astronomi dan geografi Seingat penulis, Tuan Francis Bacon, yang dianggap sebagai pakar filsafat ilmu, tidak memasukkan "tanah leluhur" dan "faktor kebetulan" tersebut sebagai "kriteria ke-ilmiah-an." Faktor "kebetulan" memang diakui selalu terlibat dalam proses invention dan atau discovery, nam-un tidaldah tepat apabila dipakai alasan untuk menjustifikasi persoalan yang sedang kita bahas ini. Dan, penulis pun menjadi tidak habis pikir, mengapa para ilmuwan para pendekar ilmu-pengetahuan yang konon senantiasa mengumandangkan dan menghormati perlunya integritas ke-"ilmiahan” dalam kehidupan pribadinya dan menerapkan "metodologi ilmiah" dalam setiap kegiatan. profesinya, termasuk ilmuwan dan cendekiawan muslim masa kini - justru tanpa sadar telah bertaqlid buta selama berabad-abad pada fakta yang sama sekali tidak mempunyai dasar ilmiah yang shohih tersebut?
Lalu, mengapa "awal hari" atau pukul 00:00:00 - yang disepakati jatuh pada "tengah malam" tidak dimulai dari Greenwich? Jawabannya adalah, bahwa para pemrakarsa sistem GMT tidak mau dan tidak rela apabila "tanah leluhur" dikaitkan. dengan "kegelapan tengah malam," karena tidak sesuai dengan jargon yang mereka anut: "The Sun Never Sets in the British Empire" ("Matahari TakPernah Terbenam bagi Kerajaan britania Raya"). Oleh karenanya, mereka lebih suka membiarkan "kegelapan" tersebut membayangi kawasan Pasifik (di sekitar meridian 180° Greenwich), karena di kawasan Pasifik inilah mereka - Inggris dan negara-negara Eropa lainnya - ketika itu sedang ”membenamkan" negara-negara kepulauan besar dan kecill - termasuk Indonesia - sebagai koloni-koloninya yang dihisap habis-habisan sumber daya alamnya dan sumber-daya posisi
strategisnya! Apakah ini dapat pula disebut sebagai "dasar ilmiah"? Jawabannya terserah Anda.
Demikian pula halnya dengan pembelahan bola bumi dua wilayah meridian, yakni wilayah Bujur Barat wilayah Bujur Timur, juga sama sekali sulit ditemukan dasar ilmiahnya.
Bagi Anda yang pernah terbang bolak-balik melintasiTanggal Internasional", maka umur anda akan berloncatan maju-mundur, sehingga jadual ulang tahun anda pun menjadi kacau balau. Namun, justeru atas dasar pembelahan bola bumi" menjadi "belahan barat" dan belahan timur" inilah yang menjadi titik pangkal dari perseteruan" antara "Orang & Budaya Barat" versus "Orang & Budaya Timur" Padahal, sebenarnya tak perlu terjadi begitu.
Waspadalah, wahai ikhwan dan akhwat khususnya para Ulama dan cendekiawan muslim - terhadap tipuan-tipuan mereka Melibatkan diri kita ke dalam tipu-daya mereka, walaupun tanpa kita sadari, ternyata dapat membawa dampak dan konsekuensi yang fundamental terhadap Ummat Islam. Berikut inilah antara lain dampaknya, yang telah disinggung pada
Bab Satu
Seluruh Ummat Islam yang bertempat-kedudukan di sebelah timur Masjidil -Haram dan di sebelah barat "Garis Tanggal Internasional" (termasuk Indonesia) akan selalu mengalami "waktu harian" (yakni "hari" dan "jam" dalam tanggal yang bersangkutan) lebih awal daripada yang dialami oleh Ummat Islam di Masjidil -Haram dan sekitarnya.
Misalnya, untuk satu hari Jum'at yang sama. pelaksanaan Shalat Jum'at Ummat Islam di Jakarta selalu ±4 jam "lebih awal" atau "mendahului" pelaksanaan Shalat Jum'at di Masjid iI-Haram. Demikian pula halnya, Shalat Ied l 'Ad-ha 10 Zulhijjah 1416 di Jakarta, yang ternyata dilaksanakan ±4 jam "lebih awal" atau "mendahului" pelaksanaan Shalat Ied l'Ad-ha 10 Zulhijjah 1416 di Masjid iI-Haram.
Seandainya Rasululläh saw. masih bersama-sama ummatnya melaksanakan Shalat led l'Ad-ha di Tanah Arab pada tanggal 10 Zulhijjah 1416 tersebut, bukankah Ummat Islam di Jakarta tersebut berarti "mendahului" apa yang dikerjakan oleh Rasul-Nya? Demikian pula ibadah sunnah puasa Arafah-nya, dan juga ibadah penyembelihan hewan qurbannya. Semua yang dilaksanakan oleh Ummat Islam di Jakarta selalu "mendahului" ibadah serupa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di Tanah Arab sana. Atas dasar hadits-hadits yang meriwayatkan Asbab n-Nuzul QS AI-Hujurat [49]:1 di awal buku kecil ini, bukankah ibadah¬ibadah kita tersebut sebenarnya "batal" demi hukum? Dan harus "diulang" pula! (Silakan periksa lagi riwayat tentang Asbab n-Nuzul QS. AI-Hujurat [49]:1 dalam Sub Bab "Beberapa Riwayat" di Bab Satu)
Atau, mungkin dapat juga kita ber-hujjah (berkilah) lain. Oleh karena saat ini Rasulullah saw. sudah tidak lagi bersama-sama ummatnya, maka kita lalu menganggap tidak ada orang lain yang berani menegor, membatalkan, dan menyuruh mengulang ibadah-ibadah Ummat Islam yang dilaksanakan "mendahului" ibadah-ibadah serupa di Masjid il-Haram. Kata orang zaman kini: "Cu'ek sajalah Nabi Muhammad kan nggak melihatnya Naudzubillaahi min dzalik!
Kita wajib berlindung diri ke dalam pelukan dan haribaan Allah swt., semoga kita tidak tergolong orang-orang yang ber-hujjah. seperti tersebut di atas; dan semoga kita tidak termasuk pula ke dalam golongan orang-orang yang ber¬hujjah dengan kalimat "zamannya sudah berubah." Sebaliknya, semoga kita tetap ada dalam petunjuk dan bimbingan-Nya dan senantiasa mengamalkan "pesan terakhir" Rasulullah saw. yang disampaikan pada kesempatan Haji Wada' (Hujja-tul Wada'): ".........Ay-yuhanas,dengar dan perhatikanlah, kata-kataku ini, sebab saya tdidak tahu apakah sesudah ini saya diberi keserapatan untuk berada di tengah-tengah, kalian, tempat ini, danndaIam keadaan seperti ini..........
"Perhatikanlah kata-kataku ini,wahai saudara-saudaraku,dan pahamkanlah saya sudah menyampaikan ini. Saya tinggalkan untukmu dua hal,yang kalau kamu keberpegang teguh kepadanya, pasti kamu tidak akan. tersesat buat selama-lamanya, itulah Kitabullah (Al-Que’an dan Sunnah Rasulullah.....
itulah satu fragmen dari khutbah pamungkas yang panjang - yang digemakan oleh Rasulullah saw. Dari sebuah bukit di Padang Arafah, di depan para (jama'ah Haji Wad a ') sebanyak. 140.000 orang,
hari Jum'at tanggal 9 Zulhijjah, yang bertepatan pada tanggal 8 Maret 632 Masehi. Khutbah tersebut di kumandangkan beliau dengan tetap duduk di atas unta ke sayangannya, "Al-Qaswah." Hari itu juga, Allah swt. Menurunkan wahyu terakhir, yakni Ayat 3 Surat Al-Ma'idah sebgai berikut:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) aturanmu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu aturanmu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi aturan bagimu. Maka barang siapa terpaksa Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
www.dithrah1429.blogspot.com
www.fitrahagency1429.blogspot.com

pendahuluan

penulis Bambang E. Budiono
Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Alhamdulillahi Rabbil-’alamin
Dibalik lembar sambul-dalam buku ini, anda mungkin sempat menemukan istilah yang menurut anda agak aneh: Anti-Copyrigh@20001 B.E.Budhyono.All rights not reserved.
Benar penulis memang menganut Anti-Copyright, karena - menurut pemahaman penulis-Islam menganggap bahwa setiap barang dan jasa
(goods and services) yang telah diberikan secara ikhlas kepada seseorang atau dibeli secara sah oleh seseorang, maka sesungguhnya orang tersebut menjadi pemilik yang sah atas barang dan jasa tersebut, tdan oleh karena itu ia memegang hak mutlakuntuk memperlakukan barang dan jasa tersebut, termasuk memangpaatkannya untukdirinya sendiri atau keluarg dan sahabat-sahabatnya, memperdagangkannya, atau bahkan membuangnya ketempat sampah karena dianggap tidak bermanfaat.

Bagi penulis, yang diyakini sebagai “hak milik intelektual” bukanlah “bentuk pisik fisik” karya ilmiah-intelektual, melainkan “nilai manfaat” karya ilmiah-intelektual tersebut bagi kemaslahatan ummat manusia dan seluruh mahluk serta lingkungan alam biofisik, sepanjang masih dapat dimamfaatkan, yang upahnya - InsyaAllah-hanya dapat dipanen diakhirat, bukan dinikmati dalam bentuk royalty ataupun imbalan dalam bentuk apapun.

Seandainy penulis menerbitkan sebuah buku berisi karya tulis ilmiah-intelektual, dan buku itu kemudian penulis perdagangkan, maka harus dipahami bahwa yang penulis perdagangkan bukanlah karya tulis intelektualnya, melinkan benda fisik berupa buku termasuk yangs sedang anda pegang ini . Karya ilmiah-intelektual-betapa punkecilnya-adalah sebuah ilmu yangdikaruniakan Alah swt. Kepada penulisnya atau inventor-nya. Ilmu harus diberikan atau disebarkan kepada siapa saja secara gratis tanpa harus dilindungi oleh undang-undang. Mengapa harus gratis ? Sebab ilmu yang bermanfat dan disebarluaskan atau ditiggalkan merupakan salah satu benang putih yang tetap menghubungkan seseorang yang telah mati antara langit ( alam sana ) dan bumi (alam sini) Demikian nasihat Rasullah saw, Apabila ilmu tersebut dipanen di alam sini berupa honor amplop ataupun royalty-yang ujung-ujungnya adalah masuk kedalam septic tank, maka penulis yakin bahwa benang putih itu telah habis di alam sini, tak tersisa sama sekali untuk alam sana padahal m meninggalkan ilmu yang bermanfaat itu ibarat menjadi member suatu multilevel marketing,yaitu upliner akan tetap mendapatkan bagian laba dari seluruh downliner-nya, betapa pun panjangnya rantai downliner itu. Inilah yang diyakini penulis.
Mencetak dan menerbitkan sebuah buku, kemudian menjual beliknnya, adalah sebuah perniagaan biasa, yang memerlukan modal dan mengharapkan laba materialistik, sekali lagi, yang diperjual belikan adalah bukunya bukan substansi ilmu yang terkandung didalam setiap lembar halaman buku itu. Lembar-lembar halaman buku itu adalam media untuk menyampaikan ilmu. Oleh karena itu substansi ilmu itu mau tidak mau- embedded dalam benda fisik berupa buku. maka ketika anda membeli sebuah buku sekaligus anda mendapatkan ilmu itu, bukunya tidak gratis (kecuali diberi oleh sahabat anda) sedangkan ilmunya seharusnya gratis konsekuensinya, baik buku maupaun ililmuitu yang terkandung didalam buku itu menjadi milik anda yang sah, dan anda berhak secara mtlak memperlakukan keduanya sesuai dengan keinginan anda.
Atas dasar pemahaman dan keyakinan penulis tersebut, silakan anda memperbanyak buku ini dangan cara apapun dan menyebar luaskan serta memperdagangkannya tanpa seijin penulis, atau membuangnya ketempat sampah bila anda menilainya tidak bermanfaat.
Namun, apabila anda berniat memperdagangkannya, penulis berpesan, jangan lupa menafkan sebagian dari harta hasil dagangan tersebut kepada fakir miskin atau siapa saja yang anda nilai berhak menerima zakat atau shadaqoh. Seandainya penulis boleh mengajukan usul, prioritaskanlah anak-anak yatim / yatim-piatu atau anak-anak sekolah yang kekurangan biaya. Mengapa? Sebab mereka adalah masa depan umat percayalah, Allah swt. akan memberkahi rizki anda tersebut, dari pada berkah harta yang berasal dari sidang pengadilan perdata gara-gara rebutan hak cipta atau royalty.
Namun, apabila anda merasa kesulitan untuk mendapatkan anak-anak yatim/atau yatim piatu atau anak-anak sekolah kurang biaya untuk menapkahkan sebagian harta anda, kami dapat membantu anda menyalurkan zakat dan shodaqoh anda. Kami mempunyai sistem data base tentang anak yatim/yatim piatu dan anak asuh yang mengharapkan uluran tangan saudara-saudaranya yang mampu, data base tersebut dapat anda akses melalui imel khusus kami, m_taq55490@yahoo.com, atau anda bisa melalui rekening BCA, No Rak:0041080221 a/n Abdurrohman . Silakan amanatkan zakat atau shodaqoh anda ke alamat kami apabila zakat atau shodaqoh anda anda tersebut telah kami salurkan kepada anak-anak yang berhak menerimanya kami, kami akan melaporkannya kepada anda. Laporan selengkapnya mengenai zakat dan shodaqoh serta program peduli anak asuh dapat anda periksa pada imel khusus tersebut.
Mengenai isi buku ini, yang ketika itu penulis beri judul Ka’bah Universal Time dan Jadwal Ibadah Ummat Islam, mendapat tanggapan dari seorang profesor dari ITB yang sekarang udah almarhum.
Pada tanggal 21 Ramadhan 1415 H, penulis mengirim draft awal buku KUT-Ka’bah Universal Time, bersama-sama dengan mengirim kepada menteri Agama, ketua majelis ulama indonesia,ketua umum ICMI,,ketua PB NU, ketua Muhammadiyah,dan bebagai tokoh agama lainnya. Hingga hari ini hanya ada satu tanggapan yang diterima dari ppihak-pihak yang dikirimi draft buku tersebut, yakni profesor ITB tersebut. Itupun disampaikan melalui telepon ketika penulis sengaja menghubunginya sambil ber-halal bil halal, tepat hari kamis sore tanggal 16-maret 1996 M. atau 14 Syawal 1415 H, pukul 16:10 WIB (+- 09:10 GMT) tanggapannya di ucapkan dengan kata-kata yang tidak mencermainkan sikap dan tutur kata seorang cendikiawan muslim terkemuka. Menanggapi konsepsi Ka’bah Universal Time atau Ka’bah meridian system beliau berkata demikian: itukan kan sekedar transformasi linear maksudnya hanya pergeseran linear awal hari dari meridian 180 drajat Grenwit kemeridian nol ka’bah konsepsi ituakan merusak tatanan dunia yang sudah ada, dan menyulitkan semua orang khususnya navigasi,sebaiknya anda tak perlu menyia-nyiakan umur untuk memikirkan yang bukan-bukan. Beribadahlah yang baik sajalah.
Sekali lgi ditegaskan konsepsi”ka’bah universal time yang secara lengkap diuraikan dalam buku “ KUT-Ka’bah Universal Time Syste-Reinventing the missing Islamc Time System” ini bukan sekedar tranformasi linear penggeseran koordinat meridian nol dari kota grenwich ke arah kanan ke ka’bah di kota mekah sejauh 40 satuan drajat (+40 drajat Bujur timur Grenwich) pada bidang proyeksi Mercator sebagaimana anggapan Prof.Dr.Ir.Andi Hakim Nasution ketika menanggapi konsepsi ini. Justru konsepsi ini pada hakikatnya adalah transformasi hati dan pikiran Ummat islam dari kesesatan dan keterkecohan untuk kembali kepada fitrah ;Al-Qur’an dan As-sunah agar disempurnakan ni’matNya atas ummat Islam agar Ummat Islam selalu mendapat petunjukNya.
Lagi pula mencoba memikirkan rahasiahyang terkandung dalam ayat-ayatNya guna kemaslahatan ummat(khususnya untuk mengatur ulang jadwal ulang ibadah umat islam) bukanlah suatu yanng menyia-nyiakan waktu dan umur," sebagaimana komentaryang di lontarkan oleh Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution dalam kesempatan yang sama, alasan inilah yang menyebabkan beliau lebih senang mengakhiri pembicaraan dengan membanting gagang teleponnya keras-keras, karena mungkin beliau menilai telah menyia-nyiakan waktu dan umurnya untuk memberikan tanggapan atas konsep ini secara baik-baik, ikhlas, arif,fair, obyektif, lapang dada, serta dengan kepala dingin. paradigma "ilmiah-sekuler" yang sudah terlanjur "menjajah" hati dan para cendikiawan memang sangat membahayakan eksistensi Kitabullah dan As-sunah.
Tidak terlalu banyak penulis harapkan, kecuali semoga isi buku kecil ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi siapa saja, khususnya anda. khususnya bagi Prof. Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, satu-satunya penanggap draft buku KMT (Kabah Meridian Time) / KUT (Kabah Universal Time) - penulis berdoa semoga Allah swt memaapkan kekhilafan ilmiahnya serta menambah kelimpahan kearifan bagi beliau. semoga pula Allah kekuatan dan kesehatan, sehingga pada hari-hari terakhir beliau, beliau masih dapat menyempatkan diri untuk menulis buku-buku buah karya olah nalar original beliau, bukan sekedar menterjemahkan dan menyadur buku-buku teks statistik dan teks filsafat ilmu pengetahuan terbitan luar negri atau sekedar menterjemahkan tulisan Jan Van den Brink dan Marja Meeder setebal 45 halaman.
Seandainya di dalam buku atau catatan ini Anda menjumpai kebenaran, maka sesungguhnya kebenaran itu adalah mutlak hak Allah swt; sedangkan jika Anda menjumpai kesalahan, maka kesalahan itu sepenuhnya tersebab oleh kekhilafan penulis dan oleh karena itu manjadi tanggung jawab penulis yang memang faqir ini.
syukron . Jazakumullah khairan.
Wasalamu'alaikum wa Rahmatullahi wa Bara katuh

AL BRAJ AL-BAIT Tower "Calon" MMT

AL BRAJ AL-BAIT  
Tower "Calon" MMT Insha Allah,



 The Abraj Al-Bait Towers atau juga dikenal sebagai The Mecca Royal Clock Tower / Jam Mekkah Hotel Tower, adalah sebuah kompleks pembangunan di Mekkah, Arab Saudi yg digarap oleh Saudi Binladin Group. Setelah selesai, menara tertinggi di kompleks tersebut akan berdiri sebagai bangunan tertinggi di Arab Saudi, sekaligus juga Merupakan Hotel tertinggi dan terbesar di dunia, dengan ketinggian 601 m.
Bangunan ini akan memiliki struktur luas terbesar di dunia yaitu sekitar 1.500.000 m2. Ini sama seperti Terminal 3 di Bandar Udara Internasional Dubai, Uni Emirat Arab yang juga sedang dibangun. Bangunan ini juga akan menjadi Hotel Tertinggi yang melampaui Emirates Park Towers di Dubai sebagai Hotel tertinggi di dunia sekarang. Seluruh proyek ini diperkirakan akan selesai pada musim gugur 2011. Situs kompleks tersebut terletak di seberang jalan ke selatan dari pintu masuk ke Masjid al Haram, Baitullah, situs yang merupakan tempat paling suci Umat Islam.
Abraj Al-Bait Towers akan memiliki ruang Shalat besar yang mampu menampung hampir sepuluh Ribu orang, ini sebagai upaya Untuk menampung jamaah yang mengunjungi Ka'bah, . Menara tertinggi di kompleks tersebut akan dijadikan sebuah Hotel berbintang tujuh yang akan menampung lima juta orang pengunjung yang berwisata ke Mekah setiap tahun untuk haji.
Selain itu, Abraj Al-Bait Towers akan memiliki pusat perbelanjaan bertingkat empat dan tempat parkir yang mampu menampung lebih dari seribu kendaraan. Selain itu Residential towers  yang diperuntukan sebagai Apartement Permanent ini mempunya 2 Heli Pad dan Konfrence Center untuk mengakomodasi Bisnis Traveler. Secara keseluruhan, menara ini akan menampung sekitar 100. 000 orang.
Tower ini akan memasang 4 Jam di setiap sisi menara hotel dengan ukuran 43 × 43 m diketinggian 450 m. Ini merupakan Jam terbesar di dunia. Atap jam terletak 530 m di atas tanah, ini merupakan jam yang paling tinggi di dunia. Selain itu diatas jam itu akan dibangun menara setinggi 71 m yang menjadikan tinggi gedung ini mencapai 601 m - Setelaj selesai nanti gedung ini akan menjadi bangunan Tertinggi Kedua Di dunia setelah Burj Al Khalifa Dubai yang telah diresmikan Januari Lalu.
Berikut adalah Data 7 Tower yang berdiri Megah di samping Masjidil Haram itu,.


    * Hotel Tower (601 m)
    * Hajar Towet (260 m),
    * ZamZam Tower (260 m)
    * Maqam Tower (250 m),
    * Qibla Tower (250 m),
    * Marwah Tower (240 m)
    * Safa Tower (240 m)




AL BRAJ AL-BAIT  
Tower "Calon" MMT Insha Allah,
http://en.wikipedia.org/wiki/Abraj_Al_Bait_Towers

Makkah Sebagai Pusat Bumi

Makkah Sebagai Pusat Bumi! (bag.02)


Makkah tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas). Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’. Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat). Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.

Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini?
Jawaban adalah ya. Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh fakta tersebut.
Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa Ka’bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?

Makkah Pusat Bumi
Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.
Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.
Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya. Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).
Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.

Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.
Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.

Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:
"Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya.."(asy-Syura: 7)
"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.........."(al maidah : 97)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.
Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain

Makkah atau Greenwich
Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia. Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu.
Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris. GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.

Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit
Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, 

‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)

Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.
Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.
Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi) .
Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’
 Thawaf di Sekitar Makkah
Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.
Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.

Oleh Dr. Mohamad Daudah
www.eramuslim.com

Fakta Ilmiah Ka'bah sebagai Pusat Bumi dan Prototipe Alam Semesta

Fakta Ilmiah Ka'bah sebagai Pusat Bumi dan Prototipe Alam Semesta. (bag.01)

 Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia.
Qs. Maa’idah 5:97.

AL HAKEEM 
(Yang Menetapkan Hukum-hukum Makhluk NYA)
Astronout Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari Planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.
Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ???”
Para Astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada masalah tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.
alt
Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus.
Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.
Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.
Itulah sebabnya kenapa jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.
Prof. Hussain Kamel, menemukan suatu fakta mengejutkan bahawa Mekah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.
Untuk tujuan itu, ia menarik garis-garis pada peta, dan setelah itu ia mengamati dengan saksama posisi ketujuh benua terhadap Mekah dan jarak masing-masing.
Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan projek garis bujur dan garis lintang. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahawa Mekah merupakan pusat bumi atau dunia. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Ogos, 1978).
alt
Ka'bah sebagai pusat bumi : Perhatikanlah arah panah dari setiap arah penjuru di bumi, semua Ummat Islam melakukan Ibadah dengan mengarah pada satu Pusat (Kiblat) yaitu ke Ka'bah, baik pada saat melakukan shalat maupun saat menunaikan salah satu rukun berhaji, yaitu Tawaf. Hal ini sama seperti pergerakan Bumi dan planet-planet lainnya yang berpusat pada Matahari, atau sama seperti pergerakan Matahari dan bintang-bintang yang berpusat pada satu titik sehingga membentuk satu kelompok atau kumpulan bintang-bintang atau yang disebut dengan Galaksi.Setiap arah Rotasi dari bintang-bintang, Planet-planet dan benda lainnya dalam galaksi-galaksi tersebut membentuk lingkaran/ mengelilingi suatu pusat dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam, sesuai dengan Hukum/ aturan dalam melakukan Tawaf dalam salah satu Ritual Haji.
Gambar-gambar satelit yang muncul kemudian pada tahun 90-an menekankan hasil dan natijah yang sama, ketika kajian-kajian lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.
Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahawa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama masa geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan itu terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke arah Makkah.
Allah berfirman maksud-Nya: Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri di sekelilingnya). (Qs.Asy-Syura: 7).
Kata Ummul Qura berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya, menunjukkan Mekah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya.
Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang cukup penting dan luas di dalam peradaban Islam. Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain serta keunggulan di atas semua kota.
Ada beberapa ayat dan hadis nabawi yang memperkuatkan fakta ini. Allah berfirman maksud-nya: Wahai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembusi (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusinya kecuali dengan kekuatan (ilmu pengetahuan). (ar-Rahman: 33).
Berdasarkan ayat ini dan beberapa hadis dapat difahamkan bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Mekah berada di tengah-tengah bumi, dengan itu bererti bahawa Mekah juga berada di tengah-tengah lapisan langit.
Selain itu ada hadis yang menerangkan bahawa Masjidil Haram di Mekah, tempat kaabah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh lapisan yang membentuk bumi.
Nabi SAW bersabda maksudnya: “Wahai orang-orang Mekah, wahai orang-orang Quraisy , sesungguhnya kamu berada di bawah pertengahan langit”.
Berdasarkan kajian di atas, bahawa Mekah berada pada tengah-tengah bumi (pusat dunia), maka benar-benar diyakini bahawa Kota Suci Mekah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.
Hal ini akan mengakhiri kontroversi yang timbul pada empat dekade yang lalu oleh kalangan Barat.
Ada banyak perdebatan ilmiah untuk membuktikan bahawa Mekah merupakan wilayah kosong bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut. Jika waktu Mekah diterapkan, maka mudah bagi setiap orang mengetahui waktu shalat

Sumber :cahyaiman

Hajar Aswad Mewakili Fungsi Black Hole Dalam Alam Semesta

HAJAR ASWAD MEWAKILI FUNGSI 
BLACK HOLE DALAM ALAM SEMESTA

Kita semua tahu bahwa Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi ibadah haji tersebut adalah sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW. Jadi apa yang kita lakukan bukanlah menyembah Batu, dan tidak juga menyembah Ka’bah. Umar bin Khatab berkata “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”
Allah memerintahkan kita untuk Thawaf mengelilingi Ka’bah dan Dia pula yang telah memerintahkan untuk mencium Hajar Aswad. Rasulullah juga melakukan itu semua, dan tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 ) “.
Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.
Teori Black Hole (lubang hitam) dikemukakan lebih dr 200 tahun yg lalu.Pada 1783 , ilmuwan John Mitchell mencetuskan teori mengenai kemungkinan wujud nya sebuah lubang hitam setelah beliau meneliti dan mengkaji teori gravitas Isaac Newton.
Istilah “lubang hitam” pertama kali digunakan oleh ahli fisika Amerika Serikat, John Archibald Wheeler pada 1968. Wheeler memberi nama demikian karena lubang hitam tidak dapat dilihat, karena cahaya turut tertarik ke dalam nya sehingga kawasan di sekitar nya menjadi gelap.
Cara Kerjanya : Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan tersedot. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menyedot apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menyedot material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya.
alt

Hajar Aswad berasal dari surga. Batu ini pula yang menjadi fondasi pertama bangunan Ka’bah, dan ia menghitam akibat banyaknya dosa manusia yang melekat disana pada saat mereka melakukan pertaubatan. Tidakkah orang yang beriman merasa malu, jika hati mereka menghitam akibat dosa yang telah dilakukan. Rasulullah bersabda “Ketika Hajar Aswad turun, keadaannya masih putih, lebih putih dari susu, lalu ia menjadi hitam akibat dosa-dosa anak Adam ( Jami al-Tirmidzi al-Hajj (877) “
Jadi berdasarkan Hadist tersebut Hajjar Aswad menyerap dosa-dosa manusia yang pernah menyentuhnya dan akan menjadi saksi di akhirat nantinya. Hal ini memiliki kesamaan sifat dari Black Hole di Alam Semesta.
Kemudian akan Kami tunjukkan tanda-tanda kekuasaan Kami pada alam dan dalam diri mereka, sampai jelas bagi mereka bahwa ini adalah kebenaran”. (QS. Anfusilat53)
Radiasi dari Ka’bah ini tak dapat diketahui tanpa pesawat antariksa abad 20, membuktikan jika Qur’an ialah berasal dari ALLAH, & bukti Qur’an mukjizat sepanjang masa. Kerana banyak ayat yang baru dapat dibuktikan oleh peralatan terakhir, zaman terakhir.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. 4 An-Nisaa’:82

Sumber : Cahyaiman

Putaran Thawaf di Sekitar Makkah

utaran Thawaf di Sekitar Makkah

Sesuai Putaran Tata Surya di Alam Raya . 
 

Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam.  

Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.
 

  • Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam.
  • Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam.
  • Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. 
  • Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.
  • Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. 
  • Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.
 











 BAGAIMANA DENGAN ADA PADA GAMBAR INI ?
 APA YANG TERJADI BILA PUTARANNYA DI BALIK?
 PUTARAN PADA LINTASAN LARI












ARAH JARUM ULTIMETER KETIKA
KE ARAH MANA JARUM  PENUNJUKKNYA 
BERGERAK BILA MENGANDUNG MASA?
 










Tips.
Bagaimana mengusap/memijat wajah yang benar
Sebagian besar kita akan mengoleskannya dari bagian depan ke belakang. Sebagai contoh, di pipi kanan, Anda akan menggunakan tangan kanan, lalu memutarnya searah jarum jam. Dari bagian dekat dengan bibir ke arah telinga, jika Anda lihat arah putarannya, maka Anda berarti menarik kulit pipi ke bawah. Menurut tips dr Prihantini dari Erha Apothecary, Ia mengajarkan agar mencoba memijat wajah dengan arah yang berlawanan dengan gravitasi.....(para wanita tips yang cocok...hehehe) jangan salah putar lagi


Satu lagi para pengguna komputer perhatikan kearah mana ketika cursor dalam posisi proses/ loading ?


Lalu adakah bedanya rasa kopi seduh/teh manis yang diputar searah jarum jam dengan arah berlawanan ? silahkan di coba....

STOK PRODUKSI






SBC 225 UKURAN BESAR
 DALAM LEBAR !8CM
HARGA Rp; 50.000
 SKC 






 KBC 3301 UKURAN SEDANG 
HARGA  Rp.60.000
SKC 2201
UKURAN KECIL
HARGA Rp 40.00O


SKC 2202 
UKURAN KECIL
HARGA Rp. 40.000
  






KBC 554 
UKURAN BESAR KALIGRAFI
HARGA RP . 100.000

Terbaru



harga Rp 80.000
harga Rp. 100.000

Perbandingan Sistem Tata Waktu Hijriyah dan Masehi

Tahun Hijriyah
Tahun Masehi
Dimulai hijrah Nabi Muhammad SAW
Dimulai dengan kelahiran Nabi Isa AS
Bulan Hijriyah
Bulan Masehi
Muharram
Januari
Syafar
Februari
Rabiul Ula
Maret
Rabiul Tsani
April
Jumadil Ula
Mei
Jumadil Tsani
Juni
Rajab
Juli
Sya’ban
Agustus
Ramadhan
September
Syawal
Oktober
Dzulqaidah
Nopember
Dzulhijjah
Desember
Hari Hijriyah
Hari Masehi
Ahad
Minggu
Senin
Senin
Selasa
Selasa
Rabu
Rabu
Kamis
Kamis
Jumat
Jumat
Sabtu
Sabtu
Pergantian Hari Hijriyah
Pergantian Hari Masehi
Petang Hari
Tengah Malam
Cara Konversi Jam Hijriyah dengan Jam Masehi (Biasa)
Karena perbedaan waktu antara jam Hijriyah dengan jam Masehi selisih 6 (enam) jam, maka dalam penentuan waktunya sangat berbeda. Misal, seorang anak lahir, pada hari Kamis jam 20.00 (jam 8 malam) menurut waktu Masehi, maka menurut waktu Hijriyah anak tersebut lahir pada hari Jumat jam 02.00 (baru 2 jam anak tersebut lahir pada hari Jumat.
Contoh lain, pada gambar jam di atas, jarum pendek menunjuk ke arah angka 2 jam Masehi (dan angka 8 jam Hijriyah) dan jarum panjang menunjuk ke arah angka 10.00 jam Masehi (dan angka 04.00 jam Hijriyah). Ini berarti waktu untuk jam Masehi menunjukkan jam 02.20 (jam 2 lebih 20 menit) sedangkan waktu untuk jam Hijriyah menunjukkan jam 08.20 (8 jam lebih 20 menit).
SISTEM TATA WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN JAM HIJRIYAH
"Hai orang-orang yang beriman masuklah ke dalam Islam secara kaffah" (QS. Al Bagarah (2) : 208)
Pendahuluan
Ummat Islam menganut dua sistem almanak (penanggalan), yaitu gabungan sistem almanak qomariyah (lunar calendar system) dan sistem almanak syamsiyah (solar calendar system). Beberapa nash yang mendasari sistem almanak ini adalah:
"Dia menyingsingkan pagi (dari gelap), dan Dia menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) - matahari dan bulan untuk perhitungan (waktu). Itulah ketentuan (Nya), ..." (QS. Al An'am (6): 96).
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah 12 bulan, dalam ketetapan Allah. "(QS. Al Baqarah (2): 36.
"Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui" (QS Yunus (10):5).
Awal Hari pada Almanak Masehi :
"Dunia Internasional" pada umumnya, hari bagi mereka disepakati berawal dari "Garis Tanggal Internasional" (Internasional Date Line-IDL), yaitu garis bujur atau meridian (timer atau barat) geografis 180 (yang membentang dari Selat Bering di belahan bumi utara, melintasi Kepulauan Fiji di wilayah tropis, hingga di sebelah timer New Zealand). Wilayah di sebelah barat IDL mengalami "hari baru" (lebih awal daripada wilayah sebelah timur IDL. Selain itu, "Dunia Internasional" juga bersepakat, bahwa "awal-hari" atau pukul 00:00:00 adalah "tengah-malam"(midnight).
Jika dikaji lebih mendalam berdasarkan berbagai pustaka dan dokumen, lama penetapan "awal-hari" pada "tengah-malam” dan "hari-baru" yang dimulai dari IDL tersebut sama sekali tidak memiliki landasan ilmiah (no scientific basis)maupun landasan nash (no religious basis), melainkan hanya sekedar "kesepakatan manusiawi" (human consensus) yang sangat artificial (reka-rekaan saja). Kesepakatan mengenai penetapan "awal hari" dimulai dari meridian 180o Greenwich pada pukul 00:00:00 tengah malam tersebut bermula dari gagasan Standford Fleming berkebangsaan Canada dan Charles F. Dowd berkebangsaan Amerika, yang memperkenalkan sistem tata-waktu GMT pada tahun 1993. Hingga hari ini belum pernah ada konvensi Internasional.
"Awal Hari" pada Almanak Hijriyah:
Hari pertama bagi bulan qomariyah ditandai oleh "penampakan hilal" atau "penampakan bulan sabit" (crescent visibility) di ufuk barat pada petang hari, sesaat setelah matahari terbenam.
Hilal (crescent) atau "bulan sabit" yang menandai awal bulan qomariyah (lunar moon) terjadi ketika bumi, bulan, dan matahari saling berkonjungsi (ijtima'). Jika konsisten terhadap peristiwa alamiah yang menjadi dasar bagi sistem almanak Hijriyah tersebut, maka "awal hari" atau pukul 00:00:00 dalam sistem almanak Hijriyah adalah "petang hari" karena "awal-bulan" (yaknl, "awal hari" bagi bulan yang bersangkutan) ditandai oleh" penampakan hilal" pada "petang hari". Dengan demikian, "hari" bagi umat Islam yang menganut sistem almanak Hijriyah dimulai dari "malam hari" terlebih dahulu, kemudian disusul dengan "siang-hari" (dengan sekuens: petang--malam--pagi--siang--sore--petang); atau "dari petang hingga petang berikutnya".
Pendekatan Praktis Kaliberasi waktu:
Dalam menetapkan "awal-hari" dan "akhir-hari" menurut sistem almanak Hijriyah (maupun Masehi) perlu berhati-hati, khususnya yang berkaitan dengan jadual waktu beribadah harian (sholat fardhu, Idul Fitri, Idul Adha, saum, dan yang lainnya).
Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita menetapkan "awal-hari" menurut sistem almanak Hijriyah bagi suatu tempat atau kota tertentu. "Awal-hari" adalah pukul 00:00 (pada petang hari) yang secara khronometris lazim "direkarn" dengan alat yang dikenal sebagai "arloji" atau "jam". Sekarang bagaimana mengkaliberasikan (mencocokan) perangkat khronometer (arloji / jam) tersebut secara tepat untuk pukul 00:00 sebagai "awal-hari".
Kaliberasi perangkat khronometer bagi suatu tempat tertentu di muka bumi dapat dilakukan secara tepat pada hari-hari di mana "panjang malam" sama dengan "panjang siang", yaitu ketika pada "siang-hari di hari-hari tersebut matahari berkulminasi tepat di zenith tempat yang bersangkutan.
Perbedaan Jam Hijriyah dengan Jam Masehi (Jam Biasa):
Beberapa perbedaan antara jam hijriyah dengan jam Masehi ( jam biasa) antara lain:
1. Awal hari (jam 00:00) pada jam Hijriyah, adalah pada "petang-hari" sedangkan jam Masehi pada "tengah-malam".
2. Karena "awal-hari" pada jam Hijriyah pada "petang-hari" saat tenggelam matahari, sedangkan pada jam Masehi "awal-hari" pada "tengah-malam" maka perbedaan waktu antara jam Hijriyah dan jam Masehi terdapat selisih waktu 6 jam.
3. Pada jam Masehi angka 12 posisinya ada di atas, dan angka 6 ada di bawah, sedangkan jam Hijriyah posisi angka 12 ada di bawah dan angka ada di atas.
4. Perputaran jarum jam Hijriyah ke kiri, sesual dengan perputaran ibadah thowaf, atau perputaran alam semesta.
Untuk Pesanan dan Penjelasan Lebih Rinci mengenai jam Hijriyah, Anda dapat menghubungi:
Kantor Pemasaran:
Majelis Tadabbur Al-Qur'an  
Alamat Masjid Nurul Muhajirin Blok f2 Lantai Dasar Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat
Hp 081383235092